PENILIK ADA DAN BISA

Jumat, 01 Maret 2019

PENDIDIKAN DALAM KEGAMANGAN

Oleh M. Kasim

Ugh...!?
Hampir tersedak, saat mau menelan sepotong ketela goreng tiba-tiba membaca tageline di sebuah stasiun televisi swasta nasional: Malasyia menawarkan pendidikan yang murah dah bermutu..... Benar-benar terasa sesak di dada, tercabik-cabik jantung, teriris-iris hati, campur aduk jadi satu.... Sudah sedemikian rendahkah harga diri kita, kualitas kita, di hadapan  dan di mata negeri jiran yang kadang sering menggoda dan menggelithik kesabaran kita...?

Teringat saat tahun ‘86-an, saat awal kuliah di IKIP Surabaya.. Banyak ditemuai mahasiswa dari beberapa Jurusan di lingkup FPBS (Fakultas Bahasa dan Seni), yang berasal dari negeri manca negara, termasuk dari negeri jiran tersebut.... Jujur, waktu itu ada kebanggan tersendiri, karena merasa tersanjung dan bangga, bahwa pendidikan kita menjadi satu diantara beberapa pilihan warga asing untuk menimba ilmu......  Bagaimana sekarang....???!

Berbalik, 180 derajat.... Bahkan, mulai berkembang ada nada kebanggaan di masyarakat kita, jika anaknya kuliah atau menuntut ilmu di luar negeri.... Sedemikian menyedihkankah mutu pendidikan kita...?! Apa  faktpr-faktor penyebabnya...?! Dua hal pokok yang perlu direnungkan...

Pentingnya grand design pendidikan

Pendidikan harus memiliki rencana besar ( grand design), yang tidak berubah walau ada pergantian dipucuk pemimpin bangsa ini. Bangsa ini harus memiliki cetak biru ( _blue print) dari rencana besar pendidikan. Bagaimana pendidikan di negara ini dilaksanakan, agar mampu mencerdaskan bangsa? 

Banyak jawaban, tapi satu jawaban yang sangat disayangkan, jika itu berdasarkan pada pendapat atau pandangan dari kelompok atau golongan, apalagi perseorangan. Sedih rasanya, jika mendengar seloroh : ganti menteri ganti kebijakan....

Bangsa ini sering terpukau dengan teori-teori dan pendapat yang berasal dari tokoh asing atau luar negeri.  Sepertinya, selalu ada anggapan bahwa dengan berpegangan pada pengklasifikasian, ada negara maju, negara berkembang dan negara terbelakang (?), maka menjadi cara pikir ( mindset ) bagi beberapa pihak,  bahwa segala sesuatu harus diarahkan untuk mengejar ketertinggalan bangsa ini dari bangsa yang berkategori maju.

Seperti yang pernah Presiden ke-3 RI Bapak Habibie katakan, kita selalu tertinggal  10 bahkan 20 tahun dari bangsa yang maju. Anehnya, bangsa yang dikatakan maju, diam-diam mengagumi dan bahkan memakai sesuatu yang kita anggap kuno atau tertinggal jaman.  Termasuk di dunia pendidikan.  Padahal bangsa ini pernah memiliki tokoh besar dunia pendidikan, yang buah pemikirannya mampu menembus jarak ruang waktu untuk  dua, tiga, bahkan selama bangsa ini masih berdiri., seperti Ki Hajar Dewantara, RA Kartini, dsb.

Kebijakan Pendidikan Yes, Politik Pendidikan, No.

Pendidikan identik dengan proses perubahan, baik yang terkait peserta didik, pendidik, kurikulum, pendekatan, metode, strategi dan yang lainnya. Perubahan akan terus berlanjut seiring dengan tuntutan perkembangan kehidupan .

Pada dasarnya pendidikan adalah upaya mempersiapkan peserta didik, agar kelak mampu  hidup dalam dalam segala situasi dan kondisi  yang dihadapinya.  Artinya, pendidikan harus dapat menjawab tantangan  kebutuhan masyarakat, yang tidak hanya pada masa saat ini,tetapi jauh pada masa yang akan datang.

Bahkan, lebih dari itu, pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk siap bersaing pada satu atau dua generasi berikutnya. Pendidikan harus memiliki visi yang prediktabel, mampu menjangkau gambaran bagaimana bangsa ini jauh ke depan. Oleh sebab itu, pendidikan harus di garda terdepan dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa ini.

Paparan di atas hanya mencoba memberikan garis tebal pada catatan  sejarah panjang dunia pendidikan di bangsa ini, bahwa setiap kebijakan  pendidikan harus dilakukan dengan hati-hati melalui kajian yang mendalam. Jangan sampai tercerabut dari konsep-konsep para tokoh besar pendidikan, yang telah bersusah payah memberikan pondasi yang kokoh bagi rumah pendidikan bangsa ini.  Nilai-nilai luhur yang terlahir dari kemurnian perjuangan , telah teruji mampu mengawal gerak langkah bangsa ini mencapai tujuan dan cita-cita sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Intinya, pemerintahan boleh berganti setiap 5 tahun, dengan kebijakan yang berbeda karena latar belakang politik dari masing-masing yang tidak sama. Namun harus disepakati oleh bangsa ini, pendidikan janganlah terkontaminasi oleh politik. Pendidikan harus mampu memberikan dasar yang kokoh dalam membentuk karakter bangsa, dan hanya terwujud jika pendidikan berdiri tegak di atas semua golongan dari anak-anak bangsa.

IKM PAUD: ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) PAUD SERUPA SILABUS

  Oleh M. Kasim Menyambung artikel sebelumnya, mencermati konsep dan bentuk fisik ATP. Terus terang, artikel ini memungkinkan memantik dis...