PENILIK ADA DAN BISA

Minggu, 20 Februari 2022

EVALUASI DAMPAK PROGRAM AKREDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN SATUAN PAUD DI KABUPATEN TULUNGGAUNG TAHUN 2022 (Model Comparative After Only )


Oleh M. Kasim

A.     Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2018 tentang Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal, Bab I, Pasal 1 menjelaskan akreditasi adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan.


Astenia, et.al (2020: 54) akreditasi juga bertujuan agar pihak luar, pengguna jasa pendidikan mengetahui mutu sekolah dimana mereka sedang belajar, orang tua mengetahui mutu dan repotasi dimana anak mereka belajar, pasar atau dunia kerja juga mengetahui kemana mereka harus memilih dan merekrut tenaga kerjanya.


Tujuan akreditasi menentukan kelayakan satuan  pendidikan sesuai jalur, jenis dan jenjan pendidikan. Dengan diperolehnya status akreditasi, sebagai output program akreditasi, diharapkan terjadi perubahan pada satuan PAUD ke arah yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/orangtua/wali. Dengan demikian diharapakan ada dampak yang positif  program akreditasi terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD.


Khandker dkk (2010) dalam Pamela Jagger dkk (2011: 55) mengatakan evaluasi dampak adalah seperangkat rancangan dan metode penelitian tertentu untuk menilai dan memahami dampak kebijakan, program dan proyek umum yang melakukan upaya tertentu untuk menetapkan sejauh mana pengaruh yang diukur (baik yang diharapkan maupun tidak) dapat dianggap disebabkan oleh kegiatan dan bukan akibat faktor-faktor lain-lain.Parasuaman et.al dalam Algifari (2019: 5-6) membagi aspek mutu pelayanan menjadi 5 (lima). Aspek ini digunakan sebagai kriteria pengukuran mutu pelayanan, yang disebut dengan Metode Servisce Quality (SERQUAL), yang terdiri atas: tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty

 

B.     Tujuan Evaluasi Dampak Pragram Akreditasi


Evaluasi dampak program bertujuan memperoleh deskripsi bagaimana dampak program akreditasi terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD. Tujuan umum evaluasi dampak program ini adalah untuk memperoleh informasi dampak program akreditasi terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD di Kabupaten Tulungagung.


Tujuan khusus untuk memperoleh informasi: 

  1. Dampak program akreditasi terhadap aspek tangibles (berwujud) yaitu kemampuan Satuan PAUD dalam menunjukkan eksistennya kepada orangtua/wali 
  2. Dampak program akreditasi terhadap aspek reliability (kehandalan) yaitu kemampuan Satuan      PAUD dalam memberikan pelayanan secara akurat dan terpercaya 
  3. Dampak program akreditasi terhadap aspek responsiveness (respon/ketanggapan) yaitu      kemampuan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat. 
  4. Dampak program akreditasi terhadap aspek assurance (jaminan) yaitu pengetahuan,          kesopansantunan, dan kemampuan Satuan PAUD dalam menumbuhkan keyakinan/            kepercayaan orangtua/wali. 
  5. Dampak program akreditasi terhadap aspek emphaty (empati) yaitu pemberian perhatian, pemahaman terhadap orangtua/wali oleh Satuan PAUD.

C.     Pertanyaan Evaluasi Dampak Program

 

Berdasarkan tujuan khusus maka dapat dirumuskan pertanyaan evaluasi dampak program: 

1. Apakah terdapat perbedaan aspek tangibles (berwujud)  di satuan PAUD yang sudah            terakreditasi dengan yang belum terakreditasi di Kabupaten Tulungagung? 


2. Apakah terdapat perbedaan aspek reliability (kehandalan)  di satuan PAUD yang sudah        terakreditasi dengan yang belum terakreditasi di Kabupaten Tulungagung?  


3. Apakah terdapat perbedaan aspek responsiveness (respon/ketanggapan)  di satuan                PAUD  yang sudah terakreditasi dengan yang belum terakreditasi di Kabupaten                      Tulungagung?  


4. Apakah terdapat perbedaan aspek assurance (jaminan)  di satuan PAUD yang sudah            terakreditasi dengan yang belum terakreditasi di Kabupaten Tulungagung?  


5. Apakah terdapat perbedaan aspek emphaty (empati)  di satuan PAUD yang sudah                terakreditasi dengan yang belum terakreditasi di Kabupaten Tulungagung?

 

D.     Pendekatan dan Model Evaluasi Dampak Program

 

Pendekatan evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan model evaluasi yang digunakan adalah Model Evaluasi Comparative After Only (Finterbusch dan Mots (1980:140-142) dalam Samodera Wibawa (1994:740). Pemilihan model ini dikarenakan data yang evaluator miliki adalah data sesudah program dilaksanakan, yaitu kondisi satuan PAUD setelah Program Akreditasi selesai. Data tersebut mencakup Satuan PAUD yang sudah dan yang belum terkreditasi.

 

E.      Populasi dan Sampel

 

Populasi evaluasi dampak program adalah seluruh orangtua/wali Satuan PAUD dengan jenis layanan TPA (Taman Penitipan Anak) KB (Kelompok Bermain) dan SPS (Satuan PAUD Sejenis) se- Kabupaten Tulungagung, Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Tahun Pelajaran 2021/ 2022), jumlah peserta didik PAUD (TPA, KB dan SPS) adalah 10.606 orang, yang terdiri atas peserta didik dari Satuan PAUD yang sudah terakreditasi 3.079 anak dan yang belum terkreditasi 7.527 anak.


Teknik pengambilan sampel adalah  stratified random sampling. Wilayah kecamatan Kabupaten Tulungagung dibedakan berdasarkan karakteristik sosial dan pertumbuhan penduduknya, terdiri atas kecamatan perkotaan, pedesaan dan pegunungan (BAPPEDA, Tahun 2015). Berdasarkan hal tersebut, maka sampel untuk pengambilan data evaluasi dampak program, ditetapkan  3 kecamatan: Kecamatan Kota Tulungagung (perkotaan), Kecamatan Pakel (Pedesaan) dan Kecamatan Pagerwojo (pegunungan). Jumlah total sampel adalah 1.920 objek evaluasi dampak, yang terdiri atas 1.101 orangtua/wali dari Satuan PAUD yang sudah terakeditasi dan 819 orangtua/wali dari Satuan PAUD yang belum terakreditasi.

 

F.      Instrumen Evaluasi Dampak program

1.    Komponen/Subkomponen Instrumen

Teknik pengukuran mutu pelayanan yang paling banyak digunakan adalah menurut Parasuraman et.al dalam Algifari (2019: 5) yang dikenal dengan Metode Service Quality (SERVQUAL), yang membagi mutu pelayanan ke dalam 5 (lima) aspek yaitu: 1) tangibles, 2) reliability, 3) responsiveness, 4) assurance, dan 5) emphaty


2.     Uji Validitas

Dengan responden berjumlah 233, diperoleh r tabel 0,138. Demikian r hitung  dari masing-masing butir instrumen, diketahui seluruhnya lebih besar dari 0,138. Artinya, seluruh butir instrumen memenuhi prasyarat uji validitas instrumen. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen.


3.     Uji Reliabilitas

Berdasarkan output Uji Relibilitas, diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,972. Angka tersebut, jika dikonsultasikan dengan kriteria adalah 0,972 > 0,60, dengan tingkat hubungan sangat tinggi, karena dalam rentang 0,800 - 1,000. Keputusan, instrumen telah memenuhi persyaratan uji reliabilitas.

 

G.     Teknik Analisis Data

Pada evaluasi dampak program ini teknik analisis data ada dua jenis, yaitu analisis data teknik deskriptif dan analysis data berdasarkan tujuan program. 


  1. Hasil analisis data teknik deskriptif adalah deskripsi komponen program, sedangkan hasil analisis data berdasarkan tujuan adalah mengetahui ketercapaian program.Deskripsi dari data Mutu Pelayanan Satuan PAUD, yang meliputi ukuran pemusatan/ tendensi sentral: mean, maximum, minimum dan mode. Tendensi sentral yang dimaksud meliputi data evaluasi dampak program,  dari orangtua/ wali Satuan PAUD yang sudah terakreditasi dan yang belum terakreditasi.Analisis deskriptif juga dilakukan terhadap data hasil evaluasi dampak program akan mudah dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
  2. Selanjutnya analisis data berdasarkan tujuan adalah untuk mengetahui dampak program akreditasi terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD. Teknik analisis data yang dipakai dalam evaluasi dampak program ini adalah mengacu pada Model Comparative After Only. Model evaluasi dampak program  ini bertujuan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) keadaan/kondisi dua objek evaluasi sesudah program berakhir dan membandingkannya. Rumus yang digunakan dalam analisis data : 
    • N = (01: 02) dimana 01 nilai rerata mutu pelayanan sesudah program akreditasi dari peserta program dan 02 nilai rerata mutu pelayanan sesudah program akreditasi  dari bukan peserta program. 
    • Ketentuan:
    • Jika (02 < 01)  maka program akreditasi berdampak.
    • Jika (02 > 01)  maka program akreditasi tidak berdampak.

 

H.     Hasil Evaluasi Dampak Program

 

Analisis dari hasil pengukuran pemusatan/ tendensi sentral nilai mutu pelayanan Satuan PAUD yang sudah akreditasi dengan yang belum akreditasi adalah:

    1. Nilai rerata Satuan PAUD yang belum akreditasi 26,30, sedangkan yang sudah akreditasi 25,93. Artinya, program akreditasi tidak berdampak terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD dalam aspek tangibles (berwujud)
    2. Nilai rerata Satuan PAUD yang belum akreditasi 12,84, sedangkan yang sudah akreditasi  12,66, Artinya program akreditasi tidak berdampak terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD dalam aspek Reliability (kehandalan).
    3. Nilai rerata Satuan PAUD yang belum akreditasi 25,81, sedangkan yang sudah akreditasi 25,32. Artinya, program akreditasi tidak berdampak terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD dalam aspek Responsiveness (Respon/ketanggapan).
    4. Nilai rerata Satuan PAUD yang belum akreditasi 12,68, sedangkan yang sudah akreditasi 12,46. Artinya, program akreditasi tidak berdampak terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD dalam aspek Assurance (Jaminan).
    5. Nilai rerata Satuan PAUD yang belum akreditasi 22,08, sedangkan yang sudah akreditasi 21,73. Artinya, program akreditasi tidak berdampak terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD dalam aspek  Emphaty (Empati).
    6.  Secara umum nilai rerata Satuan PAUD yang belum akreditasi 99,71, sedangkan yang sudah akreditasi 98,10. Artinya, program akreditasi tidak berdampak terhadap mutu pelayanan Satuan PAUD untuk seluruh aspek.

 

I.       Kesimpulan  dan Rekomendasi

Berdasarkan  analisis data dan pembahasan  hasil evaluasi dampak program, maka dapat        dibuat kesimpulan dan rekomendasi  sebagai berikut.


1.      Mutu pelayanan aspek tangibles (berwujud)

Kesimpulan:

Secara umum aspek tangibles (berwujud) pada Satuan PAUD belum terkareditasi lebih tinggi dari pada yang sudah terakreditasi. Artinya  program akreditasi  tidak berdampak berdampak terhadap aspek tangibles (berwujud).

Rekomendasi:

Program Akreditasi satuan PAUD tidak berdampak terhadap seluruh subaspek dari aspek tangibles. Indikator aspek tangibles (berwujud) yang paling tinggi selisihnya antara Satuan PAUD sudah terakreditasi dengan yang belum adalah perwujudan kenyamanan lingkungan. Oleh sebab itu perlu ditindak lanjuti oleh Bidang PAUD dan Dikmas melalui peningkatan peran Penilik PAUD, dalam perwujudan kenyamanan lingkungan. Satuan PAUD diharapkan lebih meningkatkan langkah koordinasi dengan penyelenggara dalam pemenuhan sarana dan prasarana untuk mewujudkan kenyamanan lingkungan.


2.      Mutu pelayanan aspek reliability (kehandalan)

Kesimpulan:

Secara umum aspek reliability (kehandalan) pada Satuan PAUD belum terkareditasi lebih tinggi dari pada yang sudah terakreditasi. Artinya  program akreditasi tidak berdampak terhadap aspek reliability (kehandalan).

Rekomendasi:

Program Akreditasi satuan PAUD tidak berdampak terhadap seluruh subaspek dari aspek reliability (kehandalan). Indikator aspek reliability (kehandalan) yang paling tinggi selisihnya antara Satuan PAUD sudah terakreditasi dengan yang belum adalah kemampuan pengelola/guru/staf menggunakan alat bantu (HP, Komputer dsb). Oleh sebab itu perlu ditindak lanjuti oleh Bidang PAUD dan Dikmas melalui peningkatan peran Penilik PAUD, dalam peningkatan kompetensi Teknologi dan Informasi bagi PTK PAUD. Satuan PAUD diharapkan lebih meningkatkan langkah koordinasi dengan penyelenggara dalam pemenuhan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan teknologi dan informasi, misal perangkat komputer, laptop dan akses internet.


3.      Mutu pelayanan aspek responsiveness (respon/ketanggapan)

Kesimpulan:

Secara umum aspek responsiveness (respon/ketanggapan) pada Satuan PAUD belum terkareditasi lebih tinggi dari pada yang sudah terakreditasi. Artinya  program akreditasi  tidak berdampak berdampak terhadap aspek responsiveness (respon/ketanggapan).

Rekomendasi:

Program Akreditasi satuan PAUD tidak berdampak terhadap seluruh subaspek dari aspek responsiveness (respon/ketanggapan). Indikator aspek responsiveness (respon/ketanggapan) yang paling tinggi selisihnya antara Satuan PAUD sudah terakreditasi dengan yang belum adalah subaspek  melakukan pelayanan dengan cermat/ketelitian. Oleh sebab itu perlu ditindak lanjuti oleh Bidang PAUD dan Dikmas melalui peningkatan peran Penilik PAUD, dalam membimbing PTK PAUD melayanani orangtua/wali dengan kecermatan/ketelitian.


4.      Mutu pelayanan aspek assurance (jaminan)

Kesimpulan:

Secara umum aspek assurance (jaminan) pada Satuan PAUD belum terkareditasi lebih tinggi dari pada yang sudah terakreditasi. Artinya  program akreditasi  tidak berdampak berdampak terhadap aspek assurance (jaminan).

Rekomendasi:

Program Akreditasi satuan PAUD tidak berdampak terhadap seluruh subaspek dari aspek assurance (jaminan). Indikator aspek assurance (jaminan)  yang paling tinggi selisihnya antara Satuan PAUD sudah terakreditasi dengan yang belum adalah memberikan jaminan kepastian biaya pendidikan. Oleh sebab itu perlu ditindak lanjuti oleh Bidang PAUD dan Dikmas melalui peningkatan peran Penilik PAUD, dalam membimbing PTK PAUD untuk membuat sistem informasi manajemen yang memenuhi prinsi transparansi dan akuntabilitas terkait pembiayaan.

5.      Mutu pelayanan aspek emphaty (empati)

Kesimpulan:

Secara umum aspek emphaty (empati) pada Satuan PAUD belum terkareditasi lebih tinggi dari pada yang sudah terakreditasi. Artinya  program akreditasi  tidak berdampak berdampak terhadap aspek emphaty (empati).

Rekomendasi:

Program Akreditasi satuan PAUD tidak berdampak terhadap seluruh subaspek dari aspek emphaty (empati). Indikator aspek emphaty (empati)  yang paling tinggi selisihnya antara Satuan PAUD sudah terakreditasi dengan yang belum adalah Pengelola/guru/staf  melayani dengan sikap ramah dan sikap menghargai. Oleh sebab itu perlu ditindak lanjuti oleh Bidang PAUD dan Dikmas melalui peningkatan peran Penilik PAUD, dalam membimbing PTK PAUD bersikap ramah dan menghormati/menghargai orangtua/wali. Kegiatan dilakukan secara perorangan atau kelompok.


6. Mutu pelayanan seluruh aspek di satuan PAUD yang terakreditasi dengan yang belum terakreditasi.

Kesimpulan:

Secara umum program akreditasi pada Satuan PAUD belum terkareditasi lebih tinggi dari pada yang sudah terakreditasi. Artinya  program akreditasi  tidak berdampak berdampak terhadap seluruh aspek mutu pelayanan aspek tangibles (berwujud), reliability (kehandalan), responsiveness (respon/ketanggapan), assurance (jaminan) dan emphaty (empati) .

Rekomendasi:

Program Akreditasi satuan PAUD tidak berdampak terhadap seluruh subaspek dari aspek mutu pelayanan. Indikator aspek mutu pelayanan yang paling tinggi selisihnya antara Satuan PAUD sudah terakreditasi dengan yang belum adalah aspek tangibles (berwujud) dan emphaty (empati). Oleh sebab itu perlu ditindak lanjuti oleh Bidang PAUD dan Dikmas melalui peningkatan peran Penilik PAUD, dalam membimbing PTK PAUD dalam meningkatkan sikap penampilan dan empati. Kegiatan dapat dilakukan melalui pembimbingan secara perorangan atau kelompok (dalam satuan PAUD atau PKG PAUD).

 

Referensi

Algifari. 2019. Mengukur Kualitas Layanan dengan Indeks Kepuasan, Metode Importance-Performance Analisis (IPA), dan Model Kano. Cet. Kedua.  Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2014. Evaluasi Program Pendidikan:Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan.  Ed. II Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke15. Jakarta: Rineka Cipta.

Astenia, Dewi, et.al. 2020. Evaluasi Pelaksanaan Program Akreditasi Sekolah/Madrasah. Bandung: Widina Bhakti Persada.

Hardiyansyah. 2018. Kualitas Pelayanan Publik (Konsep, Dimensi, dan Implemntasinya). Yogyakarta: Gava Media.

Jagger, Pamela, et.at. 2011. Pedoman untuk Mempelajari Berbagai Dampak Proyek REDD bagi Mata Pencarian. Terj. CIFOR. 2011. Bogor: CIFOR.

Kusumanagara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Wibawa, Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Ed. I, Cet. I. Jakarta: Raja Grafindo Persada.





 Catatan:

Bukti fisik Evaluasi Dampak Program ada 5. Berikut contohnya, silahkan klik untuk mengunduhnya:


1. Contoh Desain Evdam

2. Contoh Pengesahan Instrumen Evdam

3. Contoh Laporan Evdam

4. Contoh Bahan Presentasi (Makahlah dan Powerpoint)

5. Contoh Laporan Presentasi

 

IKM PAUD: ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) PAUD SERUPA SILABUS

  Oleh M. Kasim Menyambung artikel sebelumnya, mencermati konsep dan bentuk fisik ATP. Terus terang, artikel ini memungkinkan memantik dis...