M. Kasim
Penilik PAUD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Tulungagung, Jatim
Abstrak:
Masa pandemik Covid-19
berdampak kepada seluruh aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan pendidikan. Kebijakan
diberlakukannya physical distancing
(jarak fisik), work from home (WFH)
atau bekerja dari rumah dan belajar di rumah, sebagai upaya memutus mata rantai
penyebaran Covid-19, perlu didukung. Konsekuensinya perlu diimbangi dengan
pemilihan alternatif baik strategi maupun pendekatan sehingga aktivitas
tersebut tetap berjalan dengan hasil yang optimal. Tujuannya agar paparan virus
tersebut, tidak mengurangi hak dan kebutuhan primer, misal pendidikan.
Dalam hal ini, Penilik selaku pengendali mutu
Program PAUD dan Dikmas, memiliki peran yang urgen. Kepastian pemenuhan hak
pendidikan Anak Usia Dini (AUD), menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Keterbatasan yang ada, baik yang berasal dari
orangtua ataupun pendidik, diharapkan tidak djadikan pembenaran untuk
terjadinya pembiaran berhentinya aktivitas pendidikan dan pengasuhan. Oleh
sebab itu, penggunaan webinar (web based
seminar) menjadi alternatif memecahkan masalah yang menghambat penilik
dalam menjalankan pengendalian mutu Program PAUD dan Dikmas. Berdasarkan uraian
tersebut, maka penelitian ini mengajukan pertanyaan bagaimanakah tingkat efektivitas penggunaan webinar dalam pengendalian mutu
oleh penilik?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode survei
jenis metode deskriptif. Metode pengumpulan data adalah angket dengan insrumen
penelitian kuesioner. Bentuk angket langsung dan tertutup, disampaikan kepada
responden secara online, menggunakan
aplikasi google form (google formulir).
Responden penelitian yaitu penilik yang ada di group whatsapp Penilik yang memiliki anggota diasumsikan mewakili seluruh
penilik di Indonesia. Selain itu, responden juga dibatasi yang menggunakan
webinar dalam pengendalian mutu. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Jumlah responden diperoleh 21, dan dengan
pertimbangan jumlah responden tidak terlalu banyak maka dilakukan penelitian
populasi (Suharsimi Arikunto, 2014: 174). Pengolahan data, menggunakan aplikasi google spreadsheet dan IBM SPSS Versi 22.
Berdasarkan analisis
data (hasil pengolahan data selengkapnya, terlampir), maka dapat dijelaskan:
1)
Berdasarkan Tabel Frekuensisi, Penilik pengguna webinar:
a)
Sebagian besar selalu menggunakan media online, sebesar 47,6%.
b)
Sebagian besar selalu menggunakan webinar, sebesar 42,9% .
c)
Dalam persiapan, selalu menetapkan tujuan, sebesar 57,1% .
d)
Dalam persiapan, selalu menetapkan materi, sebesar 57,1% .
e)
Dalam persiapan, selalu membuat slide, sebesar 48,8% .
f)
Dalam persiapan, selalu menyusun pembukaan/penutupan,
sebesar 42,9% .
g)
Dalam persiapan, selalu menetapkan materi, sebesar 57,1% .
h)
Dalam pelaksanaan, selalu mengawali dengan membagikan
jadwal/link sehari sebelumnya, sebesar
38,1% .
i)
Dalam pelaksanaan, selalu menggunakan laptop/komputer,
sebesar 52,4%
j)
Dalam pelaksanaan, selalu memastikan fungsi audio/video
sebesar 61,9 %
k)
Dalam pelaksanaan, selalu menggunakan laptop/komputer,
sebesar 52,4%
l)
Dalam pelaksanaan, selalu memastikan tampilan slide,
sebesar 33,3%
m)
Dalam pelaksanaan, selalu mengontrol partisipasi
peserta, sebesar 42,9%
n)
Dalam pelaksanaan, selalu berupaya tampil secara aktif ,
sebesar 42,9%
o)
Dalam pelaksanaan, selalu menggunakan strategi
diskusi/tanya jawab, sebesar 28,6%
p)
Dalam evaluasi, yang selalu melakukan evaluasi teknis,
sebesar 33,3%
q)
Dalam evaluasi, yang selalu melakukan evaluasi materi,
sebesar 42,9%
r)
Berdasarkan evaluasi, yang selalu melakukan tindak
lanjut perbaikan pelaksanaan webinar, sebesar
38,1%
s)
Selanjutnya, yang selalu melakukan tindak lanjut dengan
pembimbingan sebesar 38,1%.
2) Hasil ada atau
tidaknya data yang ekstrim. Pengertian ekstrim di sini adalah adanya data yang
jauh di atas atau di bawah rata-ratanya (outlier)
(Singgih Santoso, 2002;44). Berdasarkan Data Editor SPSS, diperoleh penjelasan
bahwa tidak ada data yang menyimpang (outlier). Untuk data yang normal, nilai z akan terletak
(pada taraf signifikansi 5%) antara -1,96 sampai +1,96. Kesimpulannya, data yang diperoleh semua
adalah normal.
Kesimpulan dari hasil survei adalah :
1) Tingkat
efektivitas penggunaan webinar dalam pengendalian mutu, belum optimal. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa tidak ada aspek dari tahap persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi yang memperoleh nilai maksimal.
2) Persiapan
webinar, aspek yang paling rendah adalah penyusunan pembukaan dan penutupan. Selanjutnya, dalam tahap
pelaksanaan, aspek memastikan fungsi tampilan slide. Untuk evaluasi, aspek yang
paling rendah adalah evaluasi teknis.
Saran yang dapat diberikan adalah untuk meningkatkan efektivitas penggunaan
webinar dalam pengendalian mutu oleh penilik:
1) Perlu
dilakukan peningkatan kompetensi penilik, dalam hal penggunaan apliksi webinar,
sehingga dapat melaksnakan tugas dan fungsinya secara optimal, pada masa
pandemik Covid-19.
2) Materi
peningkatan kompetensi penggunaan aplikasi webinar meliputi tahapan persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Kata kunci: Tingkat efektivitas, aplikasi webinar,
pengendalian mutu penilik.
Catatan Lampiran Pengolahan Data SPSS dapat diklik 👉 di sini
Catatan Lampiran Pengolahan Data SPSS dapat diklik 👉 di sini