PENILIK ADA DAN BISA

Selasa, 19 Mei 2020

TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WEBINAR DALAM PENGENDALIAN MUTU OLEH PENILIK





M. Kasim
Penilik PAUD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Jatim
marsumkasim@gmail.com

                                                                                                           
Abstrak:
Masa pandemik Covid-19 berdampak kepada seluruh aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan pendidikan. Kebijakan diberlakukannya physical distancing (jarak fisik), work from home (WFH) atau bekerja dari rumah dan belajar di rumah, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, perlu didukung. Konsekuensinya perlu diimbangi dengan pemilihan alternatif baik strategi maupun pendekatan sehingga aktivitas tersebut tetap berjalan dengan hasil yang optimal. Tujuannya agar paparan virus tersebut, tidak mengurangi hak dan kebutuhan primer, misal pendidikan.

 Dalam hal ini, Penilik selaku pengendali mutu Program PAUD dan Dikmas, memiliki peran yang urgen. Kepastian pemenuhan hak pendidikan Anak Usia Dini (AUD), menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.  Keterbatasan yang ada, baik yang berasal dari orangtua ataupun pendidik, diharapkan tidak djadikan pembenaran untuk terjadinya pembiaran berhentinya aktivitas pendidikan dan pengasuhan. Oleh sebab itu, penggunaan webinar (web based seminar) menjadi alternatif memecahkan masalah yang menghambat penilik dalam menjalankan pengendalian mutu Program PAUD dan Dikmas. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan pertanyaan bagaimanakah tingkat efektivitas  penggunaan webinar dalam pengendalian mutu oleh penilik?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode survei jenis metode deskriptif. Metode pengumpulan data adalah angket dengan insrumen penelitian kuesioner. Bentuk angket langsung dan tertutup, disampaikan kepada responden secara online, menggunakan aplikasi google form (google formulir). Responden penelitian yaitu penilik yang ada di group whatsapp Penilik yang memiliki anggota diasumsikan mewakili seluruh penilik di Indonesia. Selain itu, responden juga dibatasi yang menggunakan webinar dalam pengendalian mutu. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Jumlah responden diperoleh 21, dan dengan pertimbangan jumlah responden tidak terlalu banyak maka dilakukan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2014: 174).  Pengolahan data, menggunakan aplikasi google spreadsheet dan IBM SPSS Versi 22.  

Berdasarkan analisis data (hasil pengolahan data selengkapnya, terlampir), maka dapat dijelaskan:
1)     Berdasarkan Tabel Frekuensisi, Penilik pengguna webinar:
a)     Sebagian besar selalu menggunakan media online, sebesar  47,6%.
b)     Sebagian besar selalu menggunakan webinar, sebesar  42,9% .
c)     Dalam persiapan, selalu menetapkan tujuan, sebesar  57,1% .
d)     Dalam persiapan, selalu menetapkan materi, sebesar  57,1% .
e)     Dalam persiapan, selalu membuat slide, sebesar  48,8% .
f)      Dalam persiapan, selalu menyusun pembukaan/penutupan, sebesar  42,9% .
g)     Dalam persiapan, selalu menetapkan materi, sebesar  57,1% .
h)     Dalam pelaksanaan, selalu mengawali dengan membagikan jadwal/link sehari sebelumnya, sebesar  38,1% .
i)      Dalam pelaksanaan, selalu menggunakan laptop/komputer, sebesar  52,4%
j)      Dalam pelaksanaan, selalu memastikan fungsi audio/video sebesar 61,9 %
k)     Dalam pelaksanaan, selalu menggunakan laptop/komputer, sebesar  52,4%
l)      Dalam pelaksanaan, selalu memastikan tampilan slide, sebesar  33,3%
m)   Dalam pelaksanaan, selalu mengontrol partisipasi peserta, sebesar  42,9%
n)     Dalam pelaksanaan, selalu berupaya tampil secara aktif , sebesar  42,9%
o)     Dalam pelaksanaan, selalu menggunakan strategi diskusi/tanya jawab, sebesar  28,6%
p)     Dalam evaluasi, yang selalu melakukan evaluasi teknis, sebesar  33,3%
q)     Dalam evaluasi, yang selalu melakukan evaluasi materi, sebesar  42,9%
r)      Berdasarkan evaluasi, yang selalu melakukan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan webinar, sebesar  38,1%
s)     Selanjutnya, yang selalu melakukan tindak lanjut dengan pembimbingan sebesar 38,1%.

2)    Hasil  ada atau tidaknya data yang ekstrim. Pengertian ekstrim di sini adalah adanya data yang jauh di atas atau di bawah rata-ratanya (outlier) (Singgih Santoso, 2002;44). Berdasarkan Data Editor SPSS, diperoleh penjelasan bahwa tidak ada data yang menyimpang (outlier).  Untuk data yang normal, nilai z akan terletak (pada taraf signifikansi 5%) antara -1,96 sampai +1,96.  Kesimpulannya, data yang diperoleh semua adalah normal.

Kesimpulan dari hasil survei adalah :
1)     Tingkat efektivitas penggunaan webinar dalam pengendalian mutu, belum optimal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada aspek dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang memperoleh nilai maksimal.
2)   Persiapan webinar, aspek yang paling rendah adalah penyusunan pembukaan  dan penutupan. Selanjutnya, dalam tahap pelaksanaan, aspek memastikan fungsi tampilan slide. Untuk evaluasi, aspek yang paling rendah adalah evaluasi teknis.

Saran yang dapat diberikan adalah untuk meningkatkan efektivitas penggunaan webinar dalam pengendalian mutu oleh penilik:
1)   Perlu dilakukan peningkatan kompetensi penilik, dalam hal penggunaan apliksi webinar, sehingga dapat melaksnakan tugas dan fungsinya secara optimal, pada masa pandemik Covid-19.
2)  Materi peningkatan kompetensi penggunaan aplikasi webinar meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.


Kata kunci: Tingkat efektivitas, aplikasi webinar, pengendalian mutu penilik.

Catatan Lampiran Pengolahan Data SPSS dapat  diklik 👉 di sini

IKM PAUD: ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) PAUD SERUPA SILABUS

  Oleh M. Kasim Menyambung artikel sebelumnya, mencermati konsep dan bentuk fisik ATP. Terus terang, artikel ini memungkinkan memantik dis...