PENILIK ADA DAN BISA

Senin, 09 Maret 2020

APLIKASI PEMETAAN MUTU PAUD DAN DIKMAS (Praktis dan Sederhana)




Oleh Marsum Kasim

Alhamdulillah…respon positif terhadap posting-an artikel berjudul: Pemetaan Mutu oleh Penilik, Mengapa Tidak?” cukup lumayan…. Artinya, provokasi diri berdampak kepada sebagian teman-teman… Perbedaan respon adalah hal yang wajar di alam demokrasi ini, terutama jika dikaitkan dengan bagaimana berkreativitas dalam bekerja agar lebih professional. Yang jelas semua bermuara pada semangat untuk memperkuat eksistensi penilik di mata stake holder Program PAUD dan Dikmas.

Teman-teman yang sepakat dengan paparan artikel tersebut, langsung antusias untuk mencoba mengimplentasikan Aplikasi Pemetaan Mutu yang sangat sederhana itu. Tindakannya adalah diskusi dengan via WA/email atau telepon langsung. Sebaliknya, ada yang cukup bersimpati dengan ucapan: terima kasih, semoga barokah, sangat bermanfaat dsb. Ada juga yang cukup mengintip di blogspot tempat posting-an artikel tersebut. Hal ini dibuktikan dengan data tidak sampai tengah hari sejak di-posting sudah ada 170 teman penilik yang mengintip. Hhhhh…

Okelah…teman-teman, tidak ada masalah yang perlu dirisaukan atas berbagai tanggapan terhadap posting-an artikel tersebut. Bagi penulis, bukan bagaimana tanggapan orang, melainkan kepuasan batiniah saat apa yang ada dalam pikiran, terwujud keluar. Apa yang ada dalam desakan hasrat tersalurkan. Memendam dan menahan ide, akan menjadi beban yang sangat menyiksa. 

Konsep Pemetaan Mutu oleh Penilik

Selama ini konsep Pemetaan Mutu melekat dengan tugas dan fungsi PP dan BP PAUDDIKMAS, sebagai lembaga yang satu diantara tugasnya memang demikian. Hal ini merupakan amanat dari Permendikbud No.68 dan No. 69 tahun 2015 bahwa tupoksi PP dan BP PAUDDIKMAS sebagai pengembangan model dan pengembangan mutu. Satu diantara tugasnya adalah pemetaan mutu satuan program.

Bagaimana dengan pemetaan mutu oleh penilik? Sebagai pejabat fungsional yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pengendali mutu, maka tidak bisa melepaskan diri dari pemetaan mutu. Dengan memiliki pemetaan mutu, maka penilik mengetahui bagaima kondisi nyata satuan pendidikan binaannya. Pemetaan mutu ibarat kompas bagi penjelajah di hutan belantara, atau navigator bagi nahkoda di lautan samudera. Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa konsep pemetaan muti oleh penilik adalah upaya penilik dalam memperoleh deskripsi satuan pendidikan dan program binaannya, yang mencakup ketercapaian implementasi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagai bahan untuk langkah awal melaksanakan tugas sebagai pengendali mutu dan evaluasi dampak program.

Alur Kerja Pemetaan Mutu oleh Penilik

Aplikasi Pemetaan Mutu sederhana ini, hanyalah sekedar contoh saja. Sebenarnya, alur dan proses pemetaan mutu tidak berbeda dengan bagaimanan penilik saat melaksanakan pengendalaian mutu yaitu memantau dan menilai. Bahwa tahapannya dimulai dengan memperoleh data dari fakta yang ada di satuan pendidikan. Data-data tersebut, kemudian ditabulasikan sebagai bahan melakukan analisis data. Selanjutnya, dari analisis data, penilik dapat mendiskripsikan kondisi satuan pendidikan binaannya. Ini yang juga diharapkan dalam tahapan pemantauan/penilaian dalam Permendikbud No. 38 tahun 2013, tentang Juknis Jabatan Penilik dan Angka Kreditnya.

Ada satu catatan yang perlu disampaikan bahwa selama ini jarang diantara penilik memperhatikan tahapan-tahapan tersebut. Pengumpulan data, tabulasi data dan analisis data, belum menjadi suatu yang penting untuk dilakukan. Data yang terkumpul masih disebut data mentah. Oleh sebab itu itu, perlu ditabulasikan. Dengan tabulasi, maka data akan lebih dapat “berbicara” dan bermakna. Rerata, nilai tertinggi, nilai terendah dan sebagainya, dapat dengan mudah dilihat dari tabulasi data sederhana. Cukup dengan program excel dapat dibuat olah data, dan tidak perlu dengan aplikasi komputer lain misal: program SPSS. 

Selanjutnya, berdasarkan hasil tabulasi data dimunculkan tabel data analisis. Dalam tabel diketahui capaian pemetaan mutu berdasarkan 8 SNP dan juga capaian masing-masing satuan pendidikan. Capain 8 SNP ini menunjukkan bagaimana rerata 8 SNP di wilayah binaan penilik. Wilayah yang dimaksud adalah wilayah tiap penilik atau kecamatan.  Hasil pemetaan seluruh wilayah kecamatan, jika digabungkan kemudian diambil reratanya, maka menjadi capaian 8 SNP tingkat kabupaten/kota.
Pemetaan Mutu, capaian tiap satuan pendidikan, menunjukkan seberapa persen rerata total yang diperoleh satuan pendidikan. Data ini menunjukkan perbandingan antar satuan pendidikan.  Penilik akan mengetahui satuan pendidikan yang bernilai tertinggi, nilai terendah maupun rerata dari seluruh satuan pendidikan. 

Fungsi Pemetaan Mutu bagi Penilik

Fungsi pemetaan mutu berdasarkan aplikasi Pemetaan Mutu ini adalah:
1. Pemetaan Butir Instrumen
Berdasarkan tabulasi data, maka diketahui capaian 8 SNP, masing-masing satuan pendidikan. Pada standar apa dengan nilai tertinggi dan terendah. Capaian standar dengan nilai terendah menjadi dasar penilik melakukan pembinaan. Namun demikian dengan jumlah butir instrument yang cukup banyak, maka penilik dapat menggunakan butir instrument yang dengan nilai terendah menjadi titik fokus pembinaan. 

2. Pemetaan Capaian 8 SNP
Capaian 8 SNP ada dua yaitu, di tingkat satuan pendidikan dan rerata dari seluruh satuan pendidikan binaan. Capaian 8 SNP oleh masing-masing satuan pendidikan, digunakan bahan pembinaan satuan pendidikan. Capaian rerata seluruh satuan pendidikan binaan, dapat digunakan untuk pembinaan kelompok  atau kecamatan. Lebih jauh jika direkapitulasi di tingkat kabupaten/kota, maka diperoleh rerata capaian 8 SNP tingkat kabupaten/kota, sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan. Dengan diketahuinya standar pendidikan yang rendah, maka pengambil kebijakan dapat menentukan skala prioritas program pembinaan.

3. Pemetaan  Capaian Satuan Pendidikan
Pemetaan Capaian Satuan Pendidikan menunjukkan kedudukan capaian statuan pendidikan dalam satu kelompk, wilayah (kecamatan dan kabupaten/kota). Penilik dapat menggunakan sebagai bahan pembinaan yang berorientasi peningkatan mutu satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang memiliki nilai di bawah kriteria baik, maka menjadi prioritas pembinaan. Bisa juga, data ini digunakan untuk menentukan strategi pembinaan. Satuan pendidikan yang mendapat nilai baik atau sangat baik, maka pembinaan bisa dengan media sosial (WA/atau yang lain), sedangkan yang di bawah nilai baik (kurang/cukup), maka dilakukan pembinaan dengan tatap muka langsung.

Cara Kerja Aplikasi Pemetaan Mutu bagi Penilik

Aplikasi ini dibuat dengan sangat sederhana, dengan harapan mudah digunakan, namun output-nya cukup bermanfaat. Agar tidak terlalu menyulitkan, maka aplikasi pemetaan, dimodifikasi dari Aplikasi Dalmut buatan penulis, (edisi terbaru, 1 instrumen, 2 standar).  Teman-teman yang pernah mencoba memakai Aplikasi Dalmut tersebut, akan lebih mudah mengikutinya.

Langkah 1 

Mengisi halaman input data (Lihat Gambar 1), pada halaman paling depan. Data yang dimasukkan meliputi:
a. Data Pribadi
b. Data Atasan langsung
c. Data Program
d. Data satuan Pendidikan Binaan
e. Data Pelaksanaan Pemetaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
-        Isilah data pribadi, data atasan, dan data program  sesuai keadaan sebenarnya.

-        Data  satuan pendidikan, dalam contoh aplikasi tersebut, berisi 11 satuan pendidikan (kebetulan satuan pendidikan binaan penulis berjulah 11). Jika penilik memiliki satuan pendidikan, lebih kecil atau lebih besar, dari contoh tersebut,  maka dapat menyesuaikannya. Pengurangan atau penambahan dilakukan dengan menghapus atau menyisipkan row ke bawah/ke atas.

-         Data satuan pendidikan cukup nama satuan pendidikan, nama pengelola/kepala dan alamat. Untuk mempersingkat tulisan, alamat cukup ditulis desa/kelurahan saja.

-    Pelaksanaan pemetaan yang dimaksud, berisi data 8 SNP, dan jumlah butir instrument. Jika menginginkan menambah/mengurangi jumlah butir instrument, maka konsekuensinya, harus menyamakan antara keterangan jumlah butir instrument dengan butir instrument di lembar instrument.

-        Selanjutnya, jumlah lembaga diisi sesuai table Data Satuan Pendidikan Binaan. Perbedaan data di table Data Satuan endidikan dengan table Pelaksanaan Pemetaan, berdampak pada tidak diperolehnya data olahan yang diinginkan. Untuk selanjutnya dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.

Gambar 1: Input Data


Gambar 2: Data Satuan Pendidikan Binaan




Langkah 2 Pengumpulan Data

Mengumpulkan data dengan instrument pemetaan mutu. Instrumen ada 4, dengan masing-masing instrumen teriri atas 2 standar, sehingga 8 SNP, akan digunakan sekaligus (lihat Gambar 3). Hal ini seperti yang dilakukan oleh BP PAUDDIKMAS,dalam pemetaan mutu. Butir-butir instrumen sudah disesuaikan dengan butir-butr instrument akrediasi PAUD dari BAN yang direvisi. Jika ingin menambah/mengurangi butir –butir instrumen pemetaan maka harus disamakan dengan Tabel Pelaksanaan Pemetaan pada gambar 2.

Gambar 3: Instrumen Pemetaan


Langkah 3  Entri Data

Pengisiannya dengan menuliskan hasil penilain yang berdasarkan kriteria :
1. Kurang Memenuhi SNP (Jika x < 62,5% )
2. Cukup Memenuhi SNP (Jika 62,5% ≤ x < 75% )
3. Memenuhi SNP  (Jika 75% ≤ x < 87,5% )
4. Sangat  Memenuhi SNP  (Jika x ≥ 87,5% )

Hasil penilaian, dituliskan pada kolom yang sesuai dengan angka yang tercantum di depan kriteria (1, 2, 3 dan atau 4). Lihat pada gambar 4.

Gambar 4: Hasil Pengumpulan Data Pemetaan.


Jika data sudah di-entry kedalam Aplikasi, maka secara otomatis akan keluar data dalam tabulasi data (Gambar 5)

Gambar 5: Tabulasi Data




Berdasarkan Tabulasi Data, dapat diketahui sebaran nilai masing-masing butir instrumen dari 8 SNP. Data ini menunjukkan rerata standar tertinggi dan terendah, butir instrument dengan nilai tertinggi serta terendah.
Selanjutnya, hasil analisis dapat dilihat pada gambar 6.

                                                        Gambar 6: Tabel Analisis Data





Berdasarkan Tabel analisis, diketahui bagaimana hasil dari masing-masing standar oleh satuan pendidikan tersebut. Kriteria analisis ada empat  yaitu:
1. Kurang Memenuhi SNP (Jika x < 62,5% )
2. Cukup Memenuhi SNP (Jika 62,5% ≤ x < 75% )
3. Memenuhi SNP  (Jika 75% ≤ x < 87,5% )
4. Sangat  Memenuhi SNP  (Jika x ≥ 87,5% )



Hasil  pemetaan, akan lebih mudah dipahami dan terbaca, jika di-display, dengan bentuk diagram. Oleh sebab itu, berdasarkan tabel analisis, dibuat diagram seperti  pada gambar 7.

Gambar 7: Diagram Batang Hasil Capaian 8 SNP Satuan Pendidikan



Output berikutnya adalah Tabulasi data dari seluruh Satuan Pendidikan yang dipetakan. Prinsipnya, hasil yang diperoleh sama dengan Tabulasi Data oleh masing-masing satuan pendidikan.  Lihat Gambar 8
Gambar 8: Tabulasi Data Seluruh Satuan Pendidikan Binaan




Bagaimana hasil analisis data pencapaian 8 SNP, dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9: tabel Analisis Data Capaian 8 SNP


Sedangkan diagram Capaian 8 SNP, dapat dilihat pada gambar 10.


Gambar 10: Diagram Capaian 8 SNP


 


Output terakhir adalah Tabel Analisis Capaian Satuan Pendidikan (Gambar 11). Tabel ini memaparkan hasil  rerata rekapitulasi dari 8 SNP, masing-masing satuan pendidikan. Berdasarkan tabel ini diketahui:
1. Satuan pendidikan yang mencapai nilai rerata 8 SNP tertinggi.
2. Satuan pendidikan yang mencapai nilai rerata 8 SNP terendah.
3. Nilai rerata 8 SNP dari total seluruh satuan pendidikan binaan.

Berdasarkan tiga capaian nilai tersebut di atas, maka dapat digunakan untuk menentukan langkah pembinaan dengan keputusan:

1. Satuan pendidikan yang mendapat nilai sangat baik, dijadikan lembaga percontohan dan rujukan serta menjadi mentor bagi satuan pendidikan yang bernilai masih cukup/kurang.
2.  Satuan pendidikan yang bernilai cukup/kurang, diberikan pembinaan secara berkelompok melalui Gugus/PKG PAUD.

Gambar 11: Tabel Analisis hasil Capaian 8 Satuan Pendidikan






Selanjutya, berdasarkan Tabel Analisis Capaian Satuan Pendidikan, dapat di-display dengan diagram batang. Bentuk diagram batang, tersusun berjajar ke bawah, dengan maksud agar dapat memuat lebih dari ketentuan batas maksimal satuan binaan penilik, 10 satuan pendidikan. Dengan demikian, jika seorang penilik memiliki lebih dari 10 satuan pendidikan binaan, dapat membuat pemetaan mutu yang mencakup seluruh satuan pendidikan binaan.

Gambar 12: Diagram Capaian Satuan Pendidikan





Nah, selanjutnya semua output pemetaan mutu dapat di-display di papan data yang ada di ruang kerja penilik.  Beberapa keuntungan dari pemajangan output pemetaan mutu adalah:
1.  Penilik memiliki acuan/pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pengendali mutu
2. Penilik akan dapat bekerja lebih efektif dan efisien, karena bekerja lebih terprogram, terstruktur dan terukur.
3. Penilik menguasai dan memahami situasi dan kondisi satuan pendidikan binaannya. Dengan demikian, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari masing-masing satuan pendidikan maupun secara umum.
4. Penilik dapat memberikan bahan masukan bagi pihak pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan), terkait dengan kondisi nyata satuan pendidikan PAUDDIKMAS.

Demikian uraian singkat tentang tata kerja Aplikasi Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan dan Program PAUDDIKMAS. Marilah para penilik bekerja dengan berbasis data, sehingga harapan penilik lebih profesional dan martabat, segera terwujud.



Download:

Aplikasi Pemetaaan Mutu

Instrumen Pemetaan Mutu

IKM PAUD: ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) PAUD SERUPA SILABUS

  Oleh M. Kasim Menyambung artikel sebelumnya, mencermati konsep dan bentuk fisik ATP. Terus terang, artikel ini memungkinkan memantik dis...