Oleh
Marsum Kasim
Alhamdulillah…respon
positif terhadap posting-an artikel berjudul: Pemetaan Mutu oleh Penilik,
Mengapa Tidak?” cukup lumayan…. Artinya, provokasi diri berdampak kepada
sebagian teman-teman… Perbedaan respon adalah hal yang wajar di alam demokrasi
ini, terutama jika dikaitkan dengan bagaimana berkreativitas dalam bekerja agar
lebih professional. Yang jelas semua bermuara pada semangat untuk memperkuat
eksistensi penilik di mata stake holder
Program PAUD dan Dikmas.
Teman-teman yang
sepakat dengan paparan artikel tersebut, langsung antusias untuk mencoba
mengimplentasikan Aplikasi Pemetaan Mutu yang sangat sederhana itu. Tindakannya
adalah diskusi dengan via WA/email atau telepon langsung. Sebaliknya, ada yang
cukup bersimpati dengan ucapan: terima kasih, semoga barokah, sangat bermanfaat
dsb. Ada juga yang cukup mengintip di blogspot tempat posting-an artikel
tersebut. Hal ini dibuktikan dengan data tidak sampai tengah hari sejak di-posting sudah ada 170 teman penilik yang
mengintip. Hhhhh…
Okelah…teman-teman,
tidak ada masalah yang perlu dirisaukan atas berbagai tanggapan terhadap posting-an artikel tersebut. Bagi
penulis, bukan bagaimana tanggapan orang, melainkan kepuasan batiniah saat apa
yang ada dalam pikiran, terwujud keluar. Apa yang ada dalam desakan hasrat
tersalurkan. Memendam dan menahan ide, akan menjadi beban yang sangat menyiksa.
Konsep Pemetaan Mutu oleh Penilik
Selama ini konsep Pemetaan Mutu melekat dengan tugas
dan fungsi PP dan BP PAUDDIKMAS, sebagai lembaga yang satu diantara tugasnya
memang demikian. Hal ini merupakan amanat dari Permendikbud No.68 dan No. 69 tahun 2015 bahwa
tupoksi PP dan BP PAUDDIKMAS sebagai pengembangan
model dan pengembangan mutu. Satu diantara tugasnya adalah pemetaan mutu satuan
program.
Bagaimana
dengan pemetaan mutu oleh penilik? Sebagai pejabat fungsional yang memiliki
tugas dan fungsi sebagai pengendali mutu, maka tidak bisa melepaskan diri dari
pemetaan mutu. Dengan memiliki pemetaan mutu, maka penilik mengetahui bagaima
kondisi nyata satuan pendidikan binaannya. Pemetaan mutu ibarat kompas bagi penjelajah
di hutan belantara, atau navigator bagi nahkoda di lautan samudera. Berdasarkan
hal itu, dapat disimpulkan bahwa konsep pemetaan muti oleh penilik adalah upaya
penilik dalam memperoleh deskripsi satuan pendidikan dan program binaannya,
yang mencakup ketercapaian implementasi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP),
sebagai bahan untuk langkah awal melaksanakan tugas sebagai pengendali mutu dan
evaluasi dampak program.
Alur Kerja Pemetaan Mutu oleh
Penilik
Aplikasi
Pemetaan Mutu sederhana ini, hanyalah sekedar contoh saja. Sebenarnya, alur dan
proses pemetaan mutu tidak berbeda dengan bagaimanan penilik saat
melaksanakan pengendalaian mutu yaitu memantau dan menilai. Bahwa tahapannya dimulai dengan memperoleh data dari fakta yang ada di satuan pendidikan.
Data-data tersebut, kemudian ditabulasikan sebagai bahan melakukan analisis
data. Selanjutnya, dari analisis data, penilik dapat mendiskripsikan kondisi
satuan pendidikan binaannya. Ini yang juga diharapkan dalam tahapan pemantauan/penilaian
dalam Permendikbud No. 38 tahun 2013, tentang Juknis Jabatan Penilik dan Angka
Kreditnya.
Ada satu catatan
yang perlu disampaikan bahwa selama ini jarang diantara penilik memperhatikan
tahapan-tahapan tersebut. Pengumpulan data, tabulasi data dan analisis data,
belum menjadi suatu yang penting untuk dilakukan. Data yang terkumpul
masih disebut data mentah. Oleh sebab itu itu, perlu ditabulasikan. Dengan
tabulasi, maka data akan lebih dapat “berbicara” dan bermakna. Rerata, nilai
tertinggi, nilai terendah dan sebagainya, dapat dengan mudah dilihat dari
tabulasi data sederhana. Cukup dengan program excel dapat dibuat olah data, dan
tidak perlu dengan aplikasi komputer lain misal: program SPSS.
Selanjutnya,
berdasarkan hasil tabulasi data dimunculkan tabel data analisis. Dalam tabel
diketahui capaian pemetaan mutu berdasarkan 8 SNP dan juga capaian
masing-masing satuan pendidikan. Capain 8 SNP ini menunjukkan bagaimana rerata
8 SNP di wilayah binaan penilik. Wilayah yang dimaksud adalah wilayah tiap
penilik atau kecamatan. Hasil pemetaan
seluruh wilayah kecamatan, jika digabungkan kemudian diambil reratanya, maka
menjadi capaian 8 SNP tingkat kabupaten/kota.
Pemetaan
Mutu, capaian tiap satuan pendidikan, menunjukkan seberapa persen rerata total
yang diperoleh satuan pendidikan. Data ini menunjukkan perbandingan antar
satuan pendidikan. Penilik akan
mengetahui satuan pendidikan yang bernilai tertinggi, nilai terendah maupun
rerata dari seluruh satuan pendidikan.
Fungsi Pemetaan Mutu bagi Penilik
Fungsi pemetaan mutu berdasarkan aplikasi
Pemetaan Mutu ini adalah:
1. Pemetaan
Butir Instrumen
Berdasarkan tabulasi data, maka diketahui capaian 8 SNP, masing-masing
satuan pendidikan. Pada standar apa dengan nilai tertinggi dan terendah.
Capaian standar dengan nilai terendah menjadi dasar penilik melakukan
pembinaan. Namun demikian dengan jumlah butir instrument yang cukup banyak,
maka penilik dapat menggunakan butir instrument yang dengan nilai terendah
menjadi titik fokus pembinaan.
2.
Pemetaan Capaian 8 SNP
Capaian 8 SNP ada dua yaitu, di tingkat satuan pendidikan dan rerata dari
seluruh satuan pendidikan binaan. Capaian 8 SNP oleh masing-masing satuan
pendidikan, digunakan bahan pembinaan satuan pendidikan. Capaian rerata seluruh
satuan pendidikan binaan, dapat digunakan untuk pembinaan kelompok atau kecamatan. Lebih jauh jika direkapitulasi
di tingkat kabupaten/kota, maka diperoleh rerata capaian 8 SNP tingkat
kabupaten/kota, sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan. Dengan
diketahuinya standar pendidikan yang rendah, maka pengambil kebijakan dapat
menentukan skala prioritas program pembinaan.
3.
Pemetaan Capaian Satuan Pendidikan
Pemetaan Capaian Satuan Pendidikan menunjukkan kedudukan capaian statuan
pendidikan dalam satu kelompk, wilayah (kecamatan dan kabupaten/kota). Penilik
dapat menggunakan sebagai bahan pembinaan yang berorientasi peningkatan mutu
satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang memiliki nilai di bawah kriteria baik,
maka menjadi prioritas pembinaan. Bisa juga, data ini digunakan untuk
menentukan strategi pembinaan. Satuan pendidikan yang mendapat nilai baik atau
sangat baik, maka pembinaan bisa dengan media sosial (WA/atau yang lain),
sedangkan yang di bawah nilai baik (kurang/cukup), maka dilakukan pembinaan
dengan tatap muka langsung.
Cara Kerja Aplikasi Pemetaan Mutu
bagi Penilik
Aplikasi
ini dibuat dengan sangat sederhana, dengan harapan mudah digunakan, namun output-nya cukup bermanfaat. Agar tidak
terlalu menyulitkan, maka aplikasi pemetaan, dimodifikasi dari Aplikasi Dalmut
buatan penulis, (edisi terbaru, 1 instrumen, 2 standar). Teman-teman yang pernah mencoba memakai
Aplikasi Dalmut tersebut, akan lebih mudah mengikutinya.
Langkah 1
Mengisi halaman input data
(Lihat Gambar 1), pada halaman paling depan. Data yang dimasukkan meliputi:
a. Data
Pribadi
b. Data
Atasan langsung
c. Data
Program
d. Data
satuan Pendidikan Binaan
e. Data
Pelaksanaan Pemetaan
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Isilah
data pribadi, data atasan, dan data program
sesuai keadaan sebenarnya.
- Data satuan pendidikan, dalam contoh aplikasi
tersebut, berisi 11 satuan pendidikan (kebetulan satuan pendidikan binaan penulis berjulah 11). Jika penilik memiliki satuan pendidikan,
lebih kecil atau lebih besar, dari contoh tersebut, maka dapat menyesuaikannya. Pengurangan atau
penambahan dilakukan dengan menghapus atau menyisipkan row ke bawah/ke atas.
- Data satuan pendidikan cukup nama satuan
pendidikan, nama pengelola/kepala dan alamat. Untuk mempersingkat tulisan,
alamat cukup ditulis desa/kelurahan saja.
- Pelaksanaan
pemetaan yang dimaksud, berisi data 8 SNP, dan jumlah butir instrument. Jika
menginginkan menambah/mengurangi jumlah butir instrument, maka konsekuensinya,
harus menyamakan antara keterangan jumlah butir instrument dengan butir
instrument di lembar instrument.
- Selanjutnya,
jumlah lembaga diisi sesuai table Data Satuan Pendidikan Binaan. Perbedaan data
di table Data Satuan endidikan dengan table Pelaksanaan Pemetaan, berdampak
pada tidak diperolehnya data olahan yang diinginkan. Untuk selanjutnya dapat
dilihat pada gambar 1 dan 2.
Gambar 1: Input Data
Gambar 2: Data Satuan Pendidikan Binaan
Langkah 2
Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dengan instrument pemetaan mutu. Instrumen ada 4,
dengan masing-masing instrumen teriri atas 2 standar, sehingga 8 SNP, akan
digunakan sekaligus (lihat Gambar 3). Hal ini seperti yang dilakukan oleh BP
PAUDDIKMAS,dalam pemetaan mutu. Butir-butir instrumen sudah disesuaikan dengan
butir-butr instrument akrediasi PAUD dari BAN yang direvisi. Jika ingin
menambah/mengurangi butir –butir instrumen pemetaan maka harus disamakan dengan Tabel
Pelaksanaan Pemetaan pada gambar 2.
Gambar 3: Instrumen Pemetaan
Langkah 3 Entri Data
Pengisiannya dengan menuliskan hasil penilain yang berdasarkan kriteria :
1. Kurang Memenuhi SNP (Jika x < 62,5% )
2. Cukup Memenuhi SNP (Jika 62,5% ≤ x < 75% )
3. Memenuhi SNP (Jika 75% ≤ x <
87,5% )
4. Sangat Memenuhi SNP (Jika x ≥ 87,5% )
Hasil penilaian, dituliskan pada kolom yang sesuai dengan angka yang
tercantum di depan kriteria (1, 2, 3 dan atau 4). Lihat pada gambar 4.
Gambar 4: Hasil Pengumpulan Data Pemetaan.
Jika data sudah di-entry kedalam Aplikasi, maka secara otomatis akan keluar data dalam
tabulasi data (Gambar 5)
Gambar 5: Tabulasi Data
Berdasarkan Tabulasi Data, dapat diketahui
sebaran nilai masing-masing butir instrumen dari 8 SNP. Data ini menunjukkan
rerata standar tertinggi dan terendah, butir instrument dengan nilai tertinggi
serta terendah.
Selanjutnya, hasil analisis dapat dilihat
pada gambar 6.
Berdasarkan
Tabel analisis, diketahui bagaimana hasil dari masing-masing standar oleh
satuan pendidikan tersebut. Kriteria analisis ada empat yaitu:
1. Kurang Memenuhi SNP (Jika x < 62,5% )
2. Cukup Memenuhi SNP (Jika 62,5% ≤ x < 75% )
3. Memenuhi SNP (Jika 75% ≤ x <
87,5% )
4. Sangat Memenuhi SNP (Jika x ≥ 87,5% )
Hasil
pemetaan, akan lebih mudah dipahami dan terbaca, jika di-display, dengan bentuk diagram. Oleh
sebab itu, berdasarkan tabel analisis, dibuat diagram seperti pada gambar 7.
Gambar 7: Diagram Batang Hasil Capaian 8
SNP Satuan Pendidikan
Output berikutnya adalah Tabulasi data dari seluruh Satuan Pendidikan yang
dipetakan. Prinsipnya, hasil yang diperoleh sama dengan Tabulasi Data oleh
masing-masing satuan pendidikan. Lihat
Gambar 8
Gambar 8: Tabulasi Data Seluruh Satuan Pendidikan Binaan
Bagaimana hasil analisis data pencapaian
8 SNP, dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9: tabel Analisis Data Capaian 8
SNP
Sedangkan diagram Capaian 8 SNP, dapat
dilihat pada gambar 10.
Gambar 10: Diagram Capaian 8 SNP
Output terakhir adalah Tabel Analisis Capaian Satuan Pendidikan (Gambar
11). Tabel ini memaparkan hasil rerata
rekapitulasi dari 8 SNP, masing-masing satuan pendidikan. Berdasarkan tabel ini
diketahui:
1. Satuan pendidikan yang mencapai nilai rerata 8 SNP tertinggi.
2. Satuan pendidikan yang mencapai nilai rerata 8 SNP terendah.
3. Nilai rerata 8 SNP dari total seluruh satuan pendidikan binaan.
Berdasarkan tiga capaian nilai tersebut di atas, maka dapat
digunakan untuk menentukan langkah pembinaan dengan keputusan:
1.
Satuan pendidikan yang mendapat nilai sangat baik, dijadikan lembaga
percontohan dan rujukan serta menjadi mentor bagi satuan pendidikan yang
bernilai masih cukup/kurang.
2. Satuan pendidikan yang
bernilai cukup/kurang, diberikan pembinaan secara berkelompok melalui Gugus/PKG
PAUD.
Gambar 11: Tabel Analisis hasil Capaian 8 Satuan Pendidikan
Selanjutya,
berdasarkan Tabel Analisis Capaian Satuan Pendidikan, dapat di-display dengan diagram batang. Bentuk
diagram batang, tersusun berjajar ke bawah, dengan maksud agar dapat memuat
lebih dari ketentuan batas maksimal satuan binaan penilik, 10 satuan
pendidikan. Dengan demikian, jika seorang penilik memiliki lebih dari 10 satuan
pendidikan binaan, dapat membuat pemetaan mutu yang mencakup seluruh satuan
pendidikan binaan.
Gambar 12: Diagram Capaian Satuan
Pendidikan
Nah, selanjutnya semua output pemetaan
mutu dapat di-display di papan data
yang ada di ruang kerja penilik.
Beberapa keuntungan dari pemajangan output
pemetaan mutu adalah:
1. Penilik memiliki
acuan/pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pengendali mutu
2.
Penilik akan dapat bekerja lebih efektif dan efisien, karena bekerja lebih terprogram,
terstruktur dan terukur.
3. Penilik menguasai dan memahami situasi dan kondisi satuan pendidikan binaannya. Dengan demikian, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari masing-masing satuan pendidikan maupun secara umum.
4.
Penilik dapat memberikan bahan masukan bagi pihak pengambil kebijakan (Dinas
Pendidikan), terkait dengan kondisi nyata satuan pendidikan PAUDDIKMAS.
Demikian uraian singkat tentang tata kerja Aplikasi
Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan dan Program PAUDDIKMAS. Marilah para penilik
bekerja dengan berbasis data, sehingga harapan penilik lebih profesional dan
martabat, segera terwujud.
Aplikasi Pemetaaan Mutu
Instrumen Pemetaan Mutu