PENILIK ADA DAN BISA

Minggu, 21 Juni 2020

MENGAWAL PAUD, MENGHADAPI TANTANGAN PADA PELAKSANAAN BDR




Oleh M. Kasim

Empat Kementerian diantaranya adalah Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri pada tangal 15 Juni 2020 mengumumkan keputusan bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk tahun ajaran di masa pandemi COVID-19. 

Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah telah menyusun draf surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, sebagai panduan pelaksanaan pendidikan di daerah. SKB ini merupakan panduan pembelajaran tahun ajaran baru di masa pandemi Covid-19 bagi satuan pendidikan formal dari pendidikan tinggi sampai pendidikan usia dini dan pendidikan non formal.

Beragam pandangan, pendapat dan reaksi dari pihak-pihak terkait atas pengumuman tersebut. Apalagi sebagian besar masyarakat berada dalam zona yang wajib mematuhi keputusan tersebut. Sekolah di wilayah yang ditetapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sebagai Zona Kuning, Oranye dan Merah, tetap menjalankan belajar dari rumah. (Sebagai catatan, menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, terdapat 429 kabupaten/kota yang termasuk dalam tiga zona ini, dengan jumlah peserta didik 94 persen dari total keseluruhan).( Dikutip dari https://www.kalderanews.com/2020/06/begini-petunjuk-lengkap-skb-4-menteri-tentang-pembukaan-sekolah-kembali/)

Buah Simalakama
Hampir semua pendidikan di seluruh jenjang benar-benar diuji daya tahannya, bagaimana dalam mengelola  situasi dan kondisi ini sehingga minimal bertahan dengan memberikan pelayanan yang optimal. Namun demikian yang paling merasakan beban luar biasa adalah PAUD. Hal ini dapat dipahami karena peserta didik PAUD, memiliki karakteristik serta tahapan perkembangan yang paling rentan dibandingkan jenjang di atasnya. Kemandirian yang masih perlu pendampingan, serta kondisi fisik yang paling rawan menghadapi kemungkinan paparan Covid-19, membuat pihak orangtua dan guru pada posisi kegalauan dan kegelisahan.

Dampak bagi satuan pendidikan sangat terasa, tatkala dikaitkan dengan hak dan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. Satuan pendidikan, tentunya memiliki kewajiban mengelola seluruh komponen pendidikan, baik pemeliharaan, pembiayaan dan pengadaannya. Tidak terkecuali gaji atau honor guru, perawatan sarana dan prasarana. Tingkat resistensi masyarakat, dalam bertahan menghadapi mata rantai dampak Covid-19, berpengaruh pada kemampuan pembiayaan pendidikan.

Masyarakat, termasuk orangtua PAUD, memikul beban yang tidak lebih kecil. Kemungkinan besar tekanan ekonomi sebagai konsekuensi menurunnya produktivitas dan aktivitas mata pencaharian/pekerjaan, menjadi beban psikologis yang luar biasa. Lebih memilukan, mereka mendapat beban lagi yaitu, mendampingi pembelajaran anak di rumah. Sungguh, situasi yang tidak terpikirkan dan dibayangkan oleh siapapun, sebagai orangtua PAUD.

Komunikasi Positif
Tidak ada pilihan yang terbaik dalam menghadapi situasi dan kondisi yang demikian, kecuali menjalin komunikasi positif antara satuan pendidikan dengan orangtua PAUD. Komunikasi yang dilandasi keterbukaan, toleransi dan kesiapan saling memahami, akan menjadi pengurai keruwetan permasalahan yang terjadi. Kedua belah pihak jangan berdiri kukuh pada posisi yang bisa sama-sama benar, dengan argumentasi pembenaran masing-masing, namun tidak akan memperoleh titik temu sebagai solusi. Sebaliknya kerelaan dan keikhlasan untuk berbicara dari hati ke hati, akan menjadi sinar pencerahan.

Komunikasi positif akan menumbuhkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemahaman yang sama
Artinya kedua belah pihak dapat terdapat penerimaan yang cermat atas pesan yang disampaikan oleh kedua pihak. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikan mampu memahami seluruh isi pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2.  Kesenangan
Komunikasi tidak hanya ditujukan untuk menyampaikan informasi dan memberikan pemahaman akan tetapi juga menimbulkan kesenangan di kedua pihak. Tingkat kesenangan dalam komunikasi berkaitan dengan perasaan yang timbul saat berkomunikasi.

3. Mempengaruhi sikap
Manusia melakukan komunikasi memiliki berbagai tujuan, salah satunya untuk mempengaruhi sikap orang lain, terutama dalam mengutamakan yang terbaik bagi peserta didik.

4. Hubungan Sosial yang Baik
Komunikasi ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Adanya hubungan saling percaya akan mempengaruhi keefektifan komunikasi.

5. Tindakan
Komunikasi positif dapat menanamkan pengertian, memberikan pemahaman, mempengaruhi emosi,atau perasaan dan menumbuhkan sikap yang bijak. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi kedua belah pihak ketika akan melakukan sesuatu. (Direktorat PAUD, 2020)


Konklusi
Satuan Pendidikan, ternasuk guru PAUD, dalam masa pandemik ini, ternyata menunjukkan aktivitas yang luar biasa, dalam upaya menyikapi pelaksanaan BDR. Hal ini terlihat dari masifnya keikutsertaan dalam kegiatan webinar, ngobrol bareng atau yang lain, melalui meeting online, atau video teleconferense. Patut diapresiasi, khususnya oleh penilik selaku pengendali mutu. Tidak terbayangkan, himpitan permasalahan baik yang berasal dari pribadi/keluarga dan satuan pendidikan, seakan justru menguatkan semangat dan kokohnya profil guru PAUD.

Namun demikian, sebagaimana yang diuraikan di depan, mereka mengalami hal terlalu berat untuk dihadapi sendirian tanpa pendampingan dari pejabat fungsional penilik, selaku pembinanya. Penilik mau tidak mau harus selalu hadir untuk mendengarkan curahan problematika guru PAUD, dengan alternatif solusi yang memberikan pencerahan. Mulailah dengan membimbing membangun komunikasi positif dengan orangtua, agar tetap terjalin hubungan yang kondusif. Selanjutnya bimbinglah bagaimana menskenario BDR yang implementatif, sehingga mudah diterima orangtua. Badai pasti berlalu, setiap masalah ada solusi, setiap soal ada kuncinya.



Klik: Contoh Juknis BDR dari Satdik untuk Ortu

Senin, 08 Juni 2020

MENGANALISIS DATA GOOGLE FORMULIR






Oleh: Drs. M. Kasim, M.Pd. (Penilik PAUD, Kab. Tulungagung, Jatim)

Teman-teman…. Bagaimana langkah akhir setelah membuat dan mengirimkan instrumen melalui google formulir?.  Jawabannya adalah mengolah/mengalisis dan men-display data yang telah terkumpul. Tahapan tersebut akan dipaparkan dalam artikel berikut sekalian dengan contoh yang sangat sederhana. Ada berbagai pilihan pengolahan , dari cara yang paling rinci , misal dengan menggunakan Program SPSS (Statistic Product and Service Solutions) atau   program Excel sampai dengan yang paling sederhana. Semua bergantung keinginan dan kebutuhan kita.

Dalam  Lampiran Permendikbud No. 38 Tahun 2013, sudah ditegaskan secara implisit, bahwa pengolahan/penganalisisan data (pemantauan ataupun penilaian), dilakukan dengan tahapan sebagaimana sebuah penelitian ilmiah dilakukan, mulai penyusunan instrumen, uji validitas/reliabilitas instrumen, pengumpulan data, tabulasi data, analisis statistik/nonstastik (bergantung data berupa data kualitatif atau kuantitatif).

Jarang Tersentuh

Faktanya sangat jarang, rekan-rekan, melakukan tahapan-tahapan tersebut, misal: melakukan tabulasi data. Padahal, kedudukan tabulasi data sangat penting dalam proses penganalisisan/pengolahan data. Dengan tabulasi data, dapat dibuat sebuah data akan lebih bisa “berbicara” dan bermakana. Artinya, bisa dicari nilai rerata, baik yag terkait dengan nilai rerata capaian tiap responden (pengelola ataupun guru), juga nilai rerata butir instrumen.

Apa fungsi nilai rerata masing-masing? Nilai rerata capaian responden,  untuk menentukan dimana posisi seseorang, apakah termasuk di bawah rerata total ataukah di atas? Kemudian, dengan mengetahui nilai rerata capaian responden, dapat dijadikan dasar memberikan rekomendasi (hasil pemantauan) dan bimbingan (hasil penilaian). Sedangkan capaian rerata butir instrumen, dapat dijadikan bahan melakukan pembimbingan ataupun langkah-langkah lain untuk memastikan, bahwa implementasi 8 SNP, tetap “on the track” dalam mencapai tujuan.

Dengan melaksanakan tahapan-tahapan penganalisisa/pengolahan data sebagaimana tersebut di atas, maka  diibaratkan, jika penilik adalah seorang dokter,  akan memberikan obat  dengan takaran tepat dan terukur, karena melalui diagnosis yang benar.  Proses penganalisisan data jika dilakukan dengan  benar, akan memperoleh hasil analisis yang dapat dipertanggungjawabkan, sebagai bahan penarikan kesimpulan.

Tabulasi Data

 Memang benar, tabulasi data tidak harus muncul dalam proses analisis data baik dalam pemantauan maupun penilian. Namun berdasarkan hasil pantaun, sejauh ini, hampir seluruhnya, rekan-rekan penilik memunculkan data kuantitatif, misal persentase atau angka statistik. Instrumenpun, rata-rata menggunakan skala likert, ataupun yang lain, dengan kriteria tertentu.  Artinya, hal tersebut, seharusnya ditindaklanjuti proses tabulasi, 

Istilah “tabulasi” dapat diartikan “menyusun menjadi tabel”. Pengertian lain tabulasi adalah pengolahan atau pemrosesan hingga menjadi tabel. Apakah semua data harus diproses menjadi tabel, dan apa sebabnya harus menjadi tabel? Dari pengalaman sehari-hari, ketika membaca buku atau terbitan lain, dapat dirasakan bahwa memahami sesuatu dari tabel lebih mudah dan terarah dibandingkan dari uraian narasi yang panjang sajiannya (Suharsimi Arikunto, 2014: 129). Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis.

Mengolah Data

Telah disinggung di atas, bahwa, ada beberapa pilhan dalam mengolah sebuah data, setelah melakukan tabulasi data, misal menggunakan bantuan Program SPSS ataupun Program Excel. Disarankan,  gunakan saja  pengolahan data yang sesuai dengan kebutuhan, yang cukup sederhana, namun tetap dapat menghasilkan hasil olahan data yang berkualitas. Berikut diberikan contoh rumus program excel, yang default (bawaan) saja, tanpa harus menginstal, dan cukup praktis, yaitu; average (untuk menghitung rerata).
Rumus “average” dengan mudah ditemukan dalam menu program excel, dengan melihat pada simbol “”, trus arahkan kursor pada pilihan “average”.

Display data

Display data, artinya kita menyajikan data, dalam bentuk yang lebih visual, tidak berupa angka-angka. Tujuannya, agar orang lain (awam tentang data statstik), dengan mudah memaknai dari paparan data. Display data misalnya menggunakan tabel (satu arah, silang, atau distribusi frekuensi), ataupun diagram (batang, lingkaran, jaring laba-laba, garis, histogram dsb).
Pembuatan display data pun,  tidak perlu yang rumit-rumit, cukup yang tersedia, dalam program excel.  Semuanya, tersedia, di menu “insert”,   selanjutnya arahkan kursor kepada pilhan bentuk diagram apa yang diinginkan.

Baiklah rekan-rekan, di akhir artikel ini, dilampirkan screenshot penganalisisan data, mulai pengunduhan hasil respon, dalam bentuk Microsoft excel, kemudian pengolahan data dan terakhir membuat diagram. Sangat simpel dan sederhana, namun tanpa mengabaikan makna.



Minggu, 07 Juni 2020

DARI KENAL AKUN, GOOGLE MEET, GOOGLE FORM SAMPAI KIRIM LINK





Oleh: Drs. M. Kasim, M.Pd. (PenIlik PAUD, Kab. Tulungagung, JATIM)

Teman-teman….. gimana kabarnya? Sudahkan melaksanakan pengendalian mutu secara online? Sudahkah melaksanakan agenda meeting online dengan GTK binaan kita? Pakai aplikasi apakah? Zoom, Google Meet, Webec, Microsoft Team, atau yang lain? Sudahkah menggunakan google formulir, atau yang lain untuk pengumpulan data?

Jika jawabannya, sebagian atau belum sama sekali…. maka berikut akan saya berikan tapak tilas saya…bagaimana berupaya belajar memanfaatkan TIK… pada masa pandemic Covid-19 ini. Hal ini saya lakukan karena menyadari dengan bekal yang minim tentang TIK, maka mau-tidak mau harus berani mencoba dan berani gagal…. Apa yang saya lakukan saya dokumentasikan dalam bentuk screenshot… dan saya rangkai dalam bentuk power point yang terdiri atas:

1     1. Membuat Akun
2     2.  Memanfaatkan Google Meet
3     3. Membuat Instrumen dengan Google Formulir   
4     4. Mengirmkan Link Google Formulir dan Memperpendek Link dengan situs-situs pilihan

Semoga ada manfaatnya…. Terima Kasih

1. Klik : Membuat Akun
2. Klik : Menggunakan Google Meet
3. Klik : Menggunakan Google Formulir
4. Klik : Mengirim google Formulir dan Memperpendek Link

Jumat, 05 Juni 2020

INSTRUMEN DAN APLIKASI DALMUT DALAM PELAKSANAAN BELAJAR DARI RUMAH





Oleh: Drs. M. Kasim, M.Pd (Penilik PAUD, Kab. Tulungagung, Jawa Timur)

Hampir semua komponen kehidupan masyarakat, terdampak oleh pandemik Covid-19. Kondisi yang tidak terbayangkan oleh seluruh pihak. Semua dipaksa untuk berpikir dan bertindak untuk menghindari (bagi yang belum terpapar) dan mengupayakan kesembuhan (bagi yang sudah dinyatakan positif). Oleh sebab itu, segala aktivitas, dipaksa untuk berubah dan agar berdamai dengan kondisi yang ada. Masa sekarang disebut : normal baru.

Demikian juga dunia pendidikan, apalagi berkaitan dengan anak-anak, yang harus kita jaga bersama agar terhindar dari sentuhan Covid-19. Berbicara tentang anak,   titik fokus yang paling krusial adalah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Dengan asumsi, mereka masih memiliki daya imunitas yang rentan dan kemandirian untuk menjaga diri masih lemah,  AUD (Anak Usia Dini) wajib memperoleh perhatian yang lebih besar.

Oleh sebab itu, penilik PAUD sebaiknya  memiliki tingkat kesadaran dan tanggung jawab yang lebih tinggi, agar proses pelayanan pendidikan kepada AUD tetap optimal, dan mampu memberikan perlindungan dan kenyamanan mental. Perlu pendekatan dan strategi yang tepat dan implementatif selama masa pandemik ini belum berakhir. Bagaimana langkah yang harus dilakukan penilik?

Memahami Regulasi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencermati, dan memahami subtansi ataupun konten/isi dari berbagai reluasi yang sudah diterbitkan pemerintah, yang mengatur bagaimana sikap dan tindakan seluruh komponen pendidikan dari tingkat pusat sampai pada tataran paling ujung. Ini penting dilakukan, agar  selain  agar tetap berjalan dalam koridor hukum, juga sebagai  upaya menjaga harmonisasi antar dan inter birokrasi ataupun instansi pemerintah dan lembaga swasta .

Sampai saat ini beberapa regulasi ataupun pedoman/petunjuk teknis yang dapat dijadikan referensi bagaiman penyelenggaran pendidikan pada masa pandemik Covid-19 adalah sebagai berikut:
1.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana
2.  Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid- 1 9)
3.  Surat Edaran Sesjend Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah  dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19
4.  Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah, Selama Darurat Bencana, Covid-19 di Indonesia, Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020
5.  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Guru Selama Sekolah Tutup dan Pandemi Covid-19 dengan Semangat Merdeka Belajar.


Sinkronisasi Dalmut dengan Regulasi

Langkah selanjutnya, setelah mencermati dan memahami regulasi-regulasi tersebut di atas, penilik  menentukan strategi dan pendekatan yang tepat, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai pengendali mutu. Pada saat ini,  sebagai mana yang diharapkan menjadi titik fokus dalam beberapa regulasi di atas adalah, mejaga  kondisi  psikologis dan kesehatan anak agar terhindar dari paparan pandemik Covid-19.  Upaya ini dilakukan dengan kebijakan Belajar dari Rumah.

Berkaitan dengan hal tersebut,  tidak dimungkinkan penilik tetap bersikukuh pada implementasi 8 SNP (Standar nasional Pendidikan), sebagai tolok ukur penyelenggaraan pendidikan. Oleh sebab itu, penilik jsegera kembali mencermati peraturan-peraturan yang menjadi dasar pelaksanaan tugas dan fungsinya, secara utuh dan menyeluruh.

Pada  Peraturan Bersama  Mendiknas dan Kepala  BKN No. 02/III/P Tahun 2011 dan  No. 7 Tahun 2011 tentang Juklak Jabatan Fungsional  Penilik dan Angka Kreditnya, Bab X, Pasal 33. Ayat (1) Standar kompetensi penitik minimal mencakup: a. Kompetensi supervisi manajeriat; b. Kompetensi supervisi akademik; dan c. Kompetensi evatuasi pendidikan. Selanjutnya Permendikbud Nomor 98 Tahun 2014 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Penilik.

Jika kita cermati,  sasaran dari supervisi manajerial dan akademik adalah 8 SNP. Supervisi manajerial, sasarannya akan terkait dengan tugas-tugas Kepala Sekolah/Pengelola, yang tidak lain adalah Standar GTK, Pengelolaan, Sarpras dan Pembiayaan. Sedangkan Supervisi Akademik, sasarannya adalah berkaitan dengan tugas-tugas guru dalam proses pemebelajaran yaitu Standar TPPA/SKL, Isi, Proses dan penilaian.

Dengan demikian jika kita sinkronkan dengan pelaksanaan Belajar dari Rumah,  tugas penilik adalah melakukan pengendalian mutu terhadap tugas-tugas KS/Pengelola dan Guru. Oleh sebab itu, bisa disebutkan, bahwa bentuk pengendalian  mutu pada pelaksanaan Belajar dari Rumah, adalah supervisi akademik dan supervisi manajerial.

Instrumen dan Aplikasi Dalmut Supervisi Akademik dan Manajerial

Dalam rangka menjalankan tugas fungsinya sebagai pengendali mutu,  yang mendesak untuk disikapi penilik adalah  menyesuaikan butir-butir instrumen yang mengacu pada regulasi Belajar dari Rumah. Ada dua hal yang menjadi titik fokus yang menjadi sasaran pengendalian mut yaitu tugas Kepala Sekolah/Pengelola dan guru/pendidik.

Instrumen yang dimaksud meliputi instrumen pemantauan dan instrumen penilaian. Yang jika diperinci,  ada 4 (empat) instrumen yang harus disiapkan: instrumen pemantauan (suvervisi manajerial), instrumen penilaian (supervisi manajerial), instrumen pemantauan (supervisi akademik) dan instrumen penilaian (supervisi akademik).

Selanjutnya, mau tidak mau penilik akan bersentuhan langsung dengan pemanfaatan TIK, dalam pelasanaan tugasnya. Hal ini memang sebagai konsekuensi, penilik tidak bisa langsung berkunjung keseluruh satuan pendidikan binaannya, karena kebijakan physical distanching (jaga jarak). Google formulir menjadi satu diantara alternatif untuk mengganti kehadiran penilik ke satuan pendidikan. Hasilnya, yang berupa respon dapat diunduh dalam bentuk spreadsheet, dan bisa diolah dengan cara manual excel, ataupun program SPSS. Silahkan dipelajari dengan mencari tutorial yang bisa diunduh diberbagai laman yang ada di google.

Demikian sedikit pemikiran, bagaimana penilik menyikapi dengan menentukan strategi dan pendekatan yang tepat, dalam menjalankan pengendalian mutu, pada pelaksanaan Belajar dari Rumah.

Rekan-rekan penilik, di akhir artikel ini, diiampirkan contoh ke 4 instrumen tersebut, beserta aplikasi dalmutnya, yang dapat diunduh. Semoga bermanfaat.




IKM PAUD: ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) PAUD SERUPA SILABUS

  Oleh M. Kasim Menyambung artikel sebelumnya, mencermati konsep dan bentuk fisik ATP. Terus terang, artikel ini memungkinkan memantik dis...